Pages

Kamis, 17 November 2011

resume selanjutnya

BAB VIII
Studi Masyarakat Sebagai Media Pendidikan

Pelaksanaan pendidikan saat ini lebih memntingkan aspekkognitifnya saja, padahal aspek afektif dan psikomotorik itu sangatlah penting untuk diperhatikan. Berpijak darri masalah tersebut, maka peranan masyarakt itu sangat penting sebagai media pendidikan haruslah dapat dijadikan sebagai kajian yang komprehensif.
a. Definisi dan Ruang Lingkup Studi Masyarakat
Study berasal dari bahasa Inggris yang berarti belajar, sedangkan student adalah orang yang belajar. Menurut Quraisy Syihab, masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil maupun besar yang terikat oleh satuan adat, ritus atau hukum yang khas dan hidup bersama.
Jadi studi masyarakat adalah belajar setuasi, perilaku, maupun system social; yang ada di lingkungan kita untuk dijadikan latihan dan pengalaman supaya dapat dijadikan bekal hidup diri siswa kelak, di samping pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari bangku sekolah.
Studi masyarakat itu berbeda dengan pendidikan masyarakat, studi masyarakat itu yang belajar adalah para siswa dengan media masyarakat sedangkan pendidikan masyarakat yang belajar adalah masyarakat itu sendiri.
Ruang lingkup pembahasab mengenai studi masyarakat meliputi definisi, metode-metode yang digunakan, aplikasi dan manfaatnya.
b. Studi Masyarakat dan Aplikasinya
Dalam studi masyarakat tentunya akan disampaikan minimal beberapa metode yang slama ini kita jumpai dalam praktek setiap hari. metode-metode tersebut, antara lain:
1. Karyawisata
Karyawisata atau field trip dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan wisata keluar sekolah untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di sekolah. Karyawisata biasanya didorong oleh motivasi: mencari keterangan tentang hal tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat, mengembangkan apresiasi, menikmati pengalaman-pengalaman baru.
2. Survey Masyarakat
Van Dalen mengatakan bahwa survey merupakan bagi anda ristudi deskripif yang bertujuan untuk mencari kedudukan atau status fenomen ada nenentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan. Yang termasuk studi survey sekolah, job analysis, analisis dokumen, public opinion, survey dan komuniti.
Metode yang digunakan adalah metode kunjungan pendidikan atau source visitor, selain itu juga bisa dengan mengunjungi dengan teknik interview atau teknik observasi.
3. Manusia Sumber
Seorang resource people adalah orang yang telah berpengalaman tertentu dan membagikan pengalamannya khusus itu kepada para siswa dan ia diundang kesekolah dalam rangka program pendidikan.
4. Proyek Pelayanan Terhadap Masyarakat
Service Proyek berarti memberikan pelayanan atau pengadian kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sekolah.Maasyarakat dapat merasakan manfaat, keuntungan tertentu, masyarakat bukan hanya memperbaiki dan membantu program sekolah tetapi diperbaiki dan dibantu oleh masyarakat.
5. Berkemah
Berkemah adalah termasuk kegiatan sekolah.Progam ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam mengikuti perkembangan masyarakat yang berubah secara cepat.
6. Kerja Pengalaman
Kerja pengalaman atau kerja lapangan ini memungkinkan siswa memperoleh pengalaman praktis sebagai persiapan untuk hidup di dalam masyarakat kelak.Kerja pengalaman bermaksud untuk memberikan kesempatan kepada siswa melakukan aktifitas dalam kondisi actual, atau dengan kata lain kerja lapangan atau praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh ketrampilan dan kecakapan khusus.

Rabu, 16 November 2011

lanjutan....

Bab VII
Pusat Sumber Belajar

Pada dasarnya sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari sekumpulan bahan yang dikumpulkan secara sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual atau yang disebut media pendidikan.
A. Sumber belajar dan pendekatan system implikasi
Teori-teori belajar dan komunikasi mempunyai implikasi yang luas, khususnya dalam aspek sumber belajar dan pendekatan pembelajaran dalam proses pendidikan. Implikasi ini semakin menjadi ekspensive dengan berkembangn pesatnya teknologi komunikasi dan informatika, disamping karena masalah efisiensi yang menjadi tuntutan dalam seluruh aspek kehidaupan. Sumber-sumber belajar dapat di klasifikasikan, antara lain:
1. Pesan
2. Manusia
3. Bahan
4. Peralatan
5. Metode atau tehnik
6. Lingkungan
Klasifikasi sumber yang lain:
1. Sumber belajar cetak
2. Sumber belajar non cetak
3. Sumber belajra yang berbentuk fasilitas
4. Sumber belajar yang berbentuk kegiatan
B. Komponen sumber belajar
Komponen sumber belajar adalah suatu system, maksudnya sumber belajar itu merupakan suatau kesatuan yang didalamnya terdapat komponen yang salig berhubungan, saling mempengaruhi, saling melengkapi.
Adapun komponen-komponen belajar dapat di bagi:
1. Tujuan, misi dan fungsi sumber belajar
2. Bentuk, format atau keadaan fisik sumber be lajar
3. Pesan yang dibawa oleh sumber belajar
4. Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar
C. Manfaat sumber belajar
Manfaat sumber belajara antar lain:
1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan kongkrit kepada peserta didik
2. Dapat mennyajikan sesuatu yang tidak mungkin di adakan, di kunjungi atau di lihat secara langsung dan kongkrit
3. Dapat menmbah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas
4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru
5. Dapat membatu menyelesaikan masalah pendidikan
6. Dapat memberi motivasi yang positif
7. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut
D. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan di atur secara sistematis dengan cara tertentu, untuk digunakan sacara kontinu oleh pemakaiannya sebagai sumber informasi.
1. Peranan perpustakaan
a. Meningkatkan kecerdasan bangsa
b. Memajukan perkembangan ilmu dan teknologi
c. Melestarikan budaya bangsa
d. Kancah studi
e. Kancah penelitian
f. Ajang konsultasi disiplin ilmu
2. Fungsi perpustakaan
a. Penyimpan
b. Pendidikan
c. Penelitian
d. Informasi
e. Kultural
Tujuan umum dari perpustakaan yaitu membantu terselenggaranya proses pendidikan, menyediakan informasi pengembangan kebudayaan, hobi dan rekreasi.

selanjutnya.......

BAB VI
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI

Secara umum pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri enam langkah utama, yaitu:
a. Penulisan Identitas Pelajaran
Pada bagian ini perlu dituliskan dengan jelas nama mata pelajaran, jenjang sekolah, kelas, dan semester. Dalam mengenbangkan silabus guru perlu mendapatkan kejelasan tentang siap siswanya. Selain dituliskan identitas pelajaran, dapat pula diberikan deskripsi singkat tentang karakteristik mata pelajaran ataupun berisikan informasi apakah mata pelajaran termasuk rumpun mata pelajaran yang menunjang tercapainya kompetensi tertentu.
b. Penentuan Komppetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan rincian dari standar kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan, etrampilan, dan sikap, yang secara minimal harus dikuasai siswa utuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi. Untuk memperoleh rinciannya, perlu dilakukan analisis stndar kompetensi. Caranya dengan mengajukan pertanyaan: “kompetensi atau sub-kompetensi apa saja yang harus dikuasai siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi?” jawabannya berupa daftar lengkap pengetahuan, ketrampilan, dan atau sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi. Setelah itu daftar tersebut diurutkan.
c. Penetuan materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai denga menggunakan instrument penilaian yang disusun berdasar indicator pencapaian belajar. Karena standar materi pokok sudah ditentukan secara nasional maka materi pokok tinggal disalin dari Buku Standar Kompetensi mata pelajaran. Sementara tugas para pengembang silabus adalah memberikan jabaran materi pokok tersebut yang biasa disebut materi pembelajaran agar memudahkan guru sekaligus memberikan arah serta cakupan materi pembelajarannya. Ada dua jenis klasifikasi materi pembelajaran, yaitu (1) klasifikasi materi pembelajaran menjadi pengetahuan deklaratif dan procedural dan (2) klasifikasi pembelajaran dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
d. Penetuan Uraian Materi Pembelajaran
1. Kriteria Penetuan Uraian Materi Pembelajaran
Dalam menentukan uraian materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa fakta, konsep, prinsip ataukah prosedur, sebab nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka masing-masing jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda. Selain itu juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan uraian, yaitu menyangkut keluasan cakupan dan kedalaman materinya.
2. Mengurutkan Materi Pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutab yang tepat akan menyulitkan pembelajaran jika materi-materinya mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat atau mempunyai susuna hierarkis.
e. Penetuan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran disini dimaksudkan sebagai bentuk umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Strategi ini dapat dipilih antara kegiatan tatp muka dan non tatap muka.
1. Tatap muka
Dimaksudkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan bentuk interaksi langsung antara guru dengan peserta didik.
2. Pengalaman Belajar
a. Pengalaman belajar dan kegiatan pembelajaran
b. Pengalaman belajar dan pembelajaran kontekstual
c. Pengalaman belajar dan kecakapan hidup (life-skill)
f. Penentuan Alokasi Waktu
Alokasi waktu perlu diperhatikan pada tahap pengembangan silabus dan perencanaan pembelajaran. Hal ini untuk memperkirakan jumlah jam tatap muka yang diperlukan. Dalam menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, luas, ruang lingkup, frekuensi penggunaan materi baik untuk belajar maupun di lapangan, serta tingkat pentingnya materi yang dielajari.
g. Sumber Bahan
Sumber bahan adalah rujukan, referensi atau literature yang digunakan baik untuk menyusun silabus maupun buku yang digunakan oleh guru dalam rangka mengajar. Hal ini diperlukan agar dalam menyusun silabus idak terjadi kesalahan konsep serta terhindar dari perbuatann meniru karya orag lain.

Minggu, 13 November 2011

resume buku teknologi pendidikan

BAB V
Kurikulum berbasis kompetensi

Pendidikan berbasis kompetensi adalah bentuk pendidikan yang diselenggarakan untuk menyiapkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang bisa bermanfaat bagi kehidupannya kelak. Dalam hal kompetensi disini berupa pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Berdasarkan uraian diatas, agar pendidikan berbasis kompetensi dapat direalisasikan secara optimal maka perlu didukung dengan adaanya kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran berbasisi kompetensi. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua aspek penting yang saling berkaiatan dalam pendidikan. Kurikulum membahas tentang “apa yang dipelajari kepada peserta didik”, sedangkan pembelajaran menjawab pertanyaan “bagaimana cara mempelajari materi tersebut”.
A. kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
Kuriokulum berasis kompetensi merupakan suatu desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tersebut. Mengartiakan kurikulum berbasis kompetensi sebagai rancangan kurikulum yang dikembangkan berdasrkan atas seperangkat kompetensi khusus, yang harus dipelajari dan ditampilkan siswa. Seperangkat kompetensi tersebut, pada akhirnya akan menggambarkan sebuah profil kompetensi yang utuh, treukur dan teramati.
Adapun prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:
a. dokumen kurikulum sebaiknya mampu beradaptasi dengan perubahan dan tidak terkesan seperti resep. Artinya, kurikulum hendaknya berisikan prinsip-prinsip pokok dan bersifat fleksibel sehingga mudah disesuaikan dengan perkembangan zaman.
b. Model kurikulum mencakup ;(1) tujuan pembelajaran, (2) isi pembelajaran, (3) sifat pembelajaran dan implementasi kurikulum, (4) struktur sistem pembelajaran dan organisasi serta efek lain pada penyampaian kurikulum, (5) penilaian dan evaluasi pembelajaran.(Kiensmen 1992).
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus dengan tuntutan standar kompetensi, organisasi pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan memiliki seefektif mungkin.
Prose pengembngan kurikulum berbasis kompetensi menggunakan asumsi bahwa siswa yanng akan belajar telah mamiiliki pengetahuan dan ketrampilan awal yang dibutukan untuk menguasai kompetensi tertentu.
B. Pembalajaran berbasis kompetensi
Dalam pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Kompetensiyang harus dikuasai oleh siswa perlu dirumuskan secara jelas dan spesifik. Perumusan tersebut berupa prinsip relevansi dan konsistensi antara kompetensi dengan materi yang dipelajari, dengan adanya waktu yang tersedia, dan kegitan serta lingkungan belajar yang digunakan.
Penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan bermanfaat untuk.
1. Menghindari duplikasi dalam pemberian materi pembelajaran. Dengan menyajikan materi pembelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai, dapat dihindari terjadianya duplikasi dan pemberian materi pembelajaran yang terlalu banyak.
2. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai dalam mengajarkan suatu mata pelajaran.dengan kompetensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapapun yang mengajarkan mata pelajaran tertetu tidak akan bergeser atau menyimpang dari kompetensi dan materi yang telah ditentukan.
3. Memperbaharui sistem evaluasi dan pelaporan hasil belajar. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, keberhasilan siswa dan dilaporkan berdasr pencapaian kompetensi atau subb-kompetensi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil siswa yang lain.

C. Pengembangan silabus
Pengembangan silabus merupakan salah satu tahapan pengembangan kurikulum, khusunya menjawab pertanyaan “Apa yang harus dipelajari”. Hasil pengembangan desain pembelajran selain sebagai silabus juga disebut pola Dasar kegiatan Belajar Mengajar.(PDKBM) atau Garis-Garis Besar Isi Program Pembelajran (GBIPP)
Silabus bermanfaat sebagai pedoman bagi pengembangan pembelajran lebih lanjut, dan pengembanbangan sistem penilaian. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajran secara individual.

D. Prinsip pengembangan silabus
Beberapa prinsip yayng mendasari pengembangan silabus antara lain: ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan peserta didik (siswa), sistematis, relevan , konsisten, dan cukup(adequate)
Adapun prinsip pengembangan silabus itu sendiri terdapat enam prinsip.
1. Pengembangan silabus
2. Yang melandasi penyusunan silabus
3. Penyusunan silabus
4. Relevan
5. Konsisten
6. Adequate berarti cukup atau memadahi

E. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan ditentukan berdasrkan visi dan misi lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan. Selain visi dan misi, asumsi berupa proporsi atau pernyataan yang dianggap rasional dapat diginakan sebagai sebagai acuan dalam penentuan kompetensi lulusan.
Sumber-sumber yang dapat digunakan untuk merumuskan standar kompetensi lulusan, antara lain;(a) materi kurikulum/pembelajaran, dan buku teks, (b) analisis taksonomi hasil belajar (kompetensi kognitif, afektif,ketrampilan psikomotor, produk, eksploratori/ekspresif),(c) masukan dari kalangan profesi, (d)masukan dari masyarakat pengguna,(e)hasil analisis tugas.(Hall & Jones:1976:42)
Berdasarkan rumusan diatas, kompetensi tamatan dapat dikelompokan menjadi kompetensi yang berkenaan dengan aspek moral keagamaan, kemanusian (humaniora), komunikasi, estetika, serta ilmu dan teknologi. Berdasarkan profil kompetensi lulusan tersebut selanjutnya dijabarkanlah sejumlah mata pelajaran yang relevan yang diperlukan untuk mencapai kebulatan kompetensi yang dimaksud.

F. Format silabus
Silabus sebagai sub-sistem pembelajran terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan dalam rangaka mencapai tujuan. Komponen silabus antara lain terdiri dari: identifikasi nama mata pelajran, jenjang sekolah, kelas semester, standar kompetensi, kompoetensi dasar, materi pokok uraiannya, alternatif strategi pembelajran(tatap muka atau pengalaman belajar siswa), alokasi waktu, dan sumber bahan/acuan/rujukan. Dan dari komponen yang sudah disebutkan harus di tata dengan sistematik.
Sesuai prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi tersebut format penyajian silabus diwujudkan dalam bentuk matrik agar hubungan antar komponen dapat dilihat dengan jelas.

G. Struktur Organisasi dan Tatalaksana Tim Pengembangan Silabus
Kegiatan pemgembangan silabus memerlukan keahlian, waktu, dan biaya yang tidak sedikit. Agar silabus dapat tersusun dengan baik, diperlukan tim kerja yang memadai. Tim pemgembangan silabus perlu memiliki beberapa kapabilitas, seperti ; ahli materi pembelajaran, ahli desain pembelajran, ahli evaluasi, ahli administrasi, ahli implementasi dan sebagainya. Selanjutnya perlu ditentukan pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personalia.
Sesuai dengan semangat otonomi daerah dan kebijakan Depdiknas maka struktur oragnisasi dan tatlaksana pengembangan silabus hendaknya menggambarkan bahwa pusat berperan menentukan kebijakan kurikulum secara nasional. Sedangkan Daerah danSekolah memiliki kewenangan mengembangkan silabus (yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar,alokasi waktu dan sumber bahan), satuan pembelajaran(SP)serta Bahan Ajar.

Rabu, 26 Oktober 2011

RESUM BUKU "TEKNOLOGI PENDIDIKAN" Oleh Drs. Fatah Syukur NC, M.Ag

BAB III
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM FUNGSI PROSES PEMBELAJARAN

Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan IPTEK membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan pola tradisional, karena cara ini tidak susuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dengan adanya alat-alat teknologi, diharapkan mampu untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan dan dapat membantu siswa untuk belajar secara individual dengan lebih efektif dan efisien. akan tetapi guru tetap berperan dalam proses pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka kegiatan mengajar. Tujuan dari pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai dengan adanya teknologi pendidikan tersebut. Upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat adalah dengan jalan memanfaatkan teknologi pendidikan atau mengelola pendidikan, khususnya proses belajar melalui pendekatan teknologi. Disamping itu teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada umumnya dan kegiatan belajar mengajar pada khususnya.
A. Media Pendidikan dan Proses Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses yang kom[leks yang terjadi pada orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga liang lahat. Tanda seseorang yang telah belajar sesuai adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungannya, bukan karena pertumbuhan fisik/kedewasaan, penyakit ataupun pengaruh obat-obatan. Perubahan itu harus bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.
Kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar seara umu adalah:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasa dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
4. Dengan sifat yang unik pada setiap anak didik ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangakan kurikulum dan meteri pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru terkadang akan mengalami kesulitan dalam penyampaiaan, maka dengan adanya teknologi pendidikan masalah ini dapat diatasi dengan menimbulkan persepsi yang sama.
B. Alat-alat dalam Teknologi Pendidikan
Dalam rangka kegiatan pendidikan ada beberapa media yang dipergunakan, mulai yang sederhana sampai pada yang canggih. Alat tersebut siantaranya:
1. Papan tulis
2. Bulletin Board dan Display: digunakan untuk memperlihatkan pekerjaan siswa, disamping itu alat ini dapat digunakan sebagai tempat pengumuman kelas, merangasang inisiatif kreativitas, menambah kecakapan artistik, dll.
3. Gambar dan Ilustrasi Photography; gambar ini bersifat konkret, tidak terbatas pada ruang dan waktu.
4. Film
5. Slide dan Film Stripe
6. Rekama Pendidikan
7. Radio [endidikan
8. Televisi Pendidikan
9. Peta dan Globe
10. Buku pelajaran
11. Overhead Projector
12. Tape recorder
13. dll

BAB IV
DESAIN-DESAIN INTRUKSIONAL
Desain interaksional tersusun dari dua kata yaitu “ desain” dan instruksional, desain atau pola rencana pendahuluan. Sedangkan instruksional berarti pengajaran. Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut termasuk di dalamnya paket pelajaran kegiatan uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar.
Desai instruksional atau pembelajaran adalah membantu seseoarang untuk belajar, dan merupakan sistem. Menurut Briggs, sistem adalah rencana kerja yang terpadu dari semua komponen sistem yang dirancang untuk memecahkan suatu masalah/memenuhi kebutuhan tertentu. Sebuah sistem mempunyai ciri-ciri :
1. mempunyai tujuan
2. tujuan tersebut dapat dijabarkan ke dalam fungsi-fungsi
3. mempunyai komponen untuk menjalankan fungsi tersebut
4. sistem di kelilingi oleh sistem yang lain (tidak berdiri sendiri)
5. sistem selalu menjalankan proses informasi
6. komponen sistem saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain
7. sistem mempunyai mekanisme umpan balik
8. sistem bersifat relatif, sebab bergantung kepada situasi/lingkungan

A. Model Pengembangan Instruksional Briggs
Model pengembangan instruksional Briggs ini berdasarkan pada prinsip keselarasan anatar :
1) Tujuan yang akan dicapai (mau kemana?)
Dalam langkah ini Briggs menggunakan pendekatan bertahap yaitu: mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas, menentukan prioritas tujuan, mengidentifikasi kebutuhan kurikulum baru dan menentukan prioritas remidialnya.
2) Strategi untuk mencapainya (dengan apa?)
Dengan cara menyiapkan evaluasi hasil belajar, menentukan jenjang belajar dan strategi instruksional, rancangan instruksional (guru), dan dengan strategi instruksional.
3) Evaluasi keberhasilannya (bilamana sampai tujuan?)
Dengan menyusun test, mengevaluasi formatif, dan mengevaluasi sumatif.
B. Model Bela H. Banathy
Dengan cara: merumuskan tujuan, mengembangakan tugas, menganalisis kegiatan belajar, mendesain sistem instruksional, melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil, dan mengadakan perbaikan.
C. Model Mengembangkan PPSI
Model ini adalah gabungan dari perencanaan pengajaran versi Performance Based Teacher Education (PBTE), perencanaan pengajaran sistematis, dan perencanaan pengajaran model Davis. Dan di Indonesia dikembangkan menjadi PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional). Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah yaitu : perumusan masalah, pengembangan alat evaluasi, kegiatan belajar, pengembangan program kegiatan, dan pelaksaan.
D. Model J.E. Kemp
Menurut Kemp pengembangan instruksional atau desain instruksional terdiri dari : menentukan tujuan instruksionalumum (TIU), menganalisis karakteristik siswa, menenetukan tujuan instruksional khusus (TIK),menentukan materi pelajaran, menetapkan penjagaan awal, menentukan strategi belajar mengajar, mengkoordinir sarana penunjang, mengadakan evaluasi.
E. Model Gerlack dan Ely
Menurut Gerlack dan Ely ada beberapa langkah dalam mengembangkan instruksional, terdiri dari : merumuskan instruksional, menentukan isi materi pelajaran yang telah disesuaikan dengan TIK, menentukan kemampuan awal peserta didik dengan melakukan pretes, mengemukakan teknik dan strategi, pengelompokan belajar, menentukan media instruksional yang sesuai, menentukan ruang, memilih media instruksional yang sesuai, mengevaluasi hasil belajar, menganalisis umpan balik.
F. Model IDI ( Instructional Development Institute)
Ada tiga tahapan besar pendekatan sistem, yaitu pembatasan (define), pengembangan (develop), dan evaluasi (evaluate)

Selasa, 25 Oktober 2011

RESUM BUKU "TEKNOLOGI PENDIDIKAN" Oleh Drs. Fatah Syukur NC, M.Ag

BAB II
PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TEKNOLOGI

Perkembangan zaman yang semakin cepat maka menyebabkan pula perkembangan teknologi yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat modern. Perkembangan teknologi yang telah dikembangkan seperti teknologi bio, teknologi multimedia dan lainnya yang sangat memberikan kontribusi pada pendidikan. Teknologi penting bagi pendidikan, maka pendidikan pun menjadi lebih penting dalam pengembangan teknologi.
A. Pendidikan dan teknologi
Dari pengertian pendidikan itu sendiri telah dituangkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, penddikan pada dasarnya adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya baik secara akademik, afektif dan spiritualnya. Sedangkan pengertian teknologi terdapat beberapa pendapat yang berbeda, menurut Ferdinand Braudel bahwa segala sesuatu itu adalah teknologi. Dan ia juga mengingatkan bahwa teknologi bukannya sekedar aplikasi ilmu pengetahuan, melainkan juga perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi menggunakan pengetahuannya sebagai dasar bertindak.
Menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) teknologi pendidikan adalah sebagai proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Lain lagi dangan teknologi pembelajaran/instruksional. Pendidikan lebih luas dibandingin dengan teknologi pembelajaran. Jadi perbedaanya teknologi pendidikan merupakan teori maka teknologi instruksional lebih pada pengembangan teori teknologi pendidikan pada ranah aplikasi dan implementasinya.
B. Pendidikan dalam perspektif teknologi
Telah dijelaskan diatas pembelajaran lebih bersifat aplikatif yang menyangkut dalam proses belajar mengakar baik secara formal, non formal dan informal. Maka terkadang orang mngungkapkan bahwa sekolah merupakan unit dalam lembaga pendidikan yang di dalamnya sering terjadi permasalahan. Seperti peserta didik disuruh menghafalkan materi yang tidak sesuai dengan realitanya. Maka dari sinilah diharapkan semua pihak menjadi subjek dalam pendidikan dengan adanya dialogis partisipatoris atau dengan menggunakan teori take and given.
C. Teori-teori belajar
Belajar merupakan ativitas pengembangan diri melalui pengalaman yang bertumpuan pada kemampuan diri dengan atau tanpa pembimbing. Maka belajarpun juga tidak bisa dipisahkan dengan aspek psikologi.
Dalam psikologi terdapat tiga aliran dalam perkembangannya, antara lain:
1. Psikologi Behaviorisme
Tokoh-tokohnya seperti J. B Watson, E.L. Torndinke, dll yang telah memandang orang sebagai makhluk reaktif yang memberikan responnya terhadap lingkungannya. Pengalaman lampau dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Teori ini hanya mengedapankan tingkah laku sebagai indikator dalam belajar, sehingga timbullah penolakan dan muncul teori baru, yaitu cognitifisme.
2. Psikologi Cognitifisme
Tokohnya seperti J. Bruner, dalam teori ini ranah kognitif lebih merupakan faktor penggerak utama seseorang melakukan kegiatan belajar. Maka tidak salah jika peserta didik menyatakan terdapat pelajaran yang memeras otak dan mendapatkan nilai sembilan dalam pelajaran matematika yang kemudian dikatakan cerdas.
3. Psikologi Humanisme
Dalam teori ini sebagai counter atas toeri behaviorisme dan kognitifisme yang tokoh-tokohnya adalah Carl Rogers, JJ. Rousseau, dan lainnya. Mereka percaya bahwa setiap individu mmeliki kebasan untuk bertindak atau memilih nasib hidupnya sendiri dengan mempertanggung jawabkan atas tindakannya.
D. Proses Belajar
Dalam proses pembelajaran pada dasarnya mengajarkan siswanya agar pandai yang sesuai dengan kemampuan intelektual yang dimilikinya. Sistem pembelajaran seharusnya pendidik mengetahui potensi dan kelemahan yang dimiliki peserta didiknya, maka dari sinilah konsepsi pendidikan yang membebaskan mejdi pilihan guru dan sisiwanya.
Pendidikan yang membebaskan adalah dengan situasi dimana guru dan siswa sama-sama belajar yang menjadi subjek dari pendidikan, sehingga proses belajar seperti ini bisa berlangsung secara optimal dengan melibatkan semua komponen dan perangkatnya. Proses belajar lebih mementingkan output yang dipaksakan dan juga bukan mengejar nilai. Tetapi yang lebih diutamakan adalah guru mampu mempersiapkan peserta didiknya sebagai individu yang bertanggung jawab dan mandiri.
E. Quantum Learning
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalampekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Menurut Rita Dunn yang mempengaruhi gaya belajar ada beberapa faktor seperti emosional, sosiologis, dan lingkungan. Secara umum kategori penting dalam gaya belajar adalah bagaimana kita mendapatkan pengetahuan dan bagaimana kita mengolahnya setelah mendapatkan pengetahuan tersebut. Sehingga tiap individu mampu mengetahui gaya belajar yang sesuai dengan dirinya untu mengembangkan kualitas dalam dirinya.
Menurut Michael Grinder setidaknya ada tiga gaya belajar dengan melalui penglihatan (visual), pendengaran (auditorial), maupun bergerak (kinestetik). Sedangkan bagi guru itu sendiri sebelum proses belajar mengajar harus mempersiapkan metode, pendekatan, maupun materi yang akan disampaikan. Namun dari kesemuanya itu yang terpenting adalah bagaimana guru bisa berinteraksi secara optimal dengan siswanya sehingga pesan dari pendidikan itu bisa diserap dan dipahami oleh peserta didiknya.

Jumat, 21 Oktober 2011

RESUM BUKU "TEKNOLOGI PENDIDIKAN" Oleh Drs. Fatah Syukur NC, M.Ag

BAB I
PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan sosial dan kultural, perubahan persepsi dan aspirasi, sangatlah berkembang secara cepat yang tidak mudah diikuti oleh ilmu pendidikan tradisional.
Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan merupakan issue penting yang perlu ditanggapi dengan penuh kecermatan. Karena teknologi sebagai “tool” yang menjembatani dan membantu dalam mengatasi persoalan-persoalan dalm dunia pendidikan.
A. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu technie berarti seni, keahlian, atau sains sedangkan logos berarti ilmu. Jadi teknologi pendidikan dalam arti sempit bisa merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan.
Sedangkan dalam arti luas yaitu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Jadi dari pengertian teknologi pendidikan maka dapat diartikan bahwa ruang lingkupnya sangat luas yang mencakup semua faktor yaitu orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi.
B. Peran Teknologi Komunikasi Dalam Pendidikan
Komunikasi merupakan sebagai proses menyebarkan informasi, pesan, berita, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Komunikasi dapat diartikan menjadi empat, antara lain:
1. Penerapan praktis
2. Prinsip dan penemuan ilmu komunikasi
3. Efisien dan efektif
4. Proses pendidikan
Komunikasi memegang peran penting dalam pendidikan. Karena proses penyampaian informasi antara pendidik dan peserta didik dapat berlangsung dengan baik dengan menggunakan media pengajaran. Menurut Bario, komunikasi berfungsi sebagai informasi, persuasif, rekreatif dan edukatif.
C. Media dan Psikologi Belajar
Pemakaian media dalam pendidikan sangat berkaitan dengan perkembangan psikologi belajar siswa. Menurut pandangan tradisional, belajar itu adalah usaha memperoleh pengetahuan hanya dapat diperoleh dari buku. Pandangan ini berbeda dengan pandangan modern, bahwa belajar itu didapatbtidak hanya dari buku tetapi juga guru, sekolah, dan masyarakat. Dengan interaksi antara individu dengan lingkungannya, maka siswa akan memperoleh pengalaman yang bermakna bagi hidupnya.
D. PBM sebagai Proses Komunikasi
Proses belajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan.
Ada beberapa hambatan dalam proses penyampaian informasi, antara lain:
1. Hambatan psikologis
2. Hambatan fisik
3. Hambatan kultural
4. Hambatan lingkungan
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan yang dapat membantu mengatasi dari segala hal dengan pemanfaatan media pendidikan.