Pages

Selasa, 25 Oktober 2011

RESUM BUKU "TEKNOLOGI PENDIDIKAN" Oleh Drs. Fatah Syukur NC, M.Ag

BAB II
PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TEKNOLOGI

Perkembangan zaman yang semakin cepat maka menyebabkan pula perkembangan teknologi yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat modern. Perkembangan teknologi yang telah dikembangkan seperti teknologi bio, teknologi multimedia dan lainnya yang sangat memberikan kontribusi pada pendidikan. Teknologi penting bagi pendidikan, maka pendidikan pun menjadi lebih penting dalam pengembangan teknologi.
A. Pendidikan dan teknologi
Dari pengertian pendidikan itu sendiri telah dituangkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, penddikan pada dasarnya adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya baik secara akademik, afektif dan spiritualnya. Sedangkan pengertian teknologi terdapat beberapa pendapat yang berbeda, menurut Ferdinand Braudel bahwa segala sesuatu itu adalah teknologi. Dan ia juga mengingatkan bahwa teknologi bukannya sekedar aplikasi ilmu pengetahuan, melainkan juga perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi menggunakan pengetahuannya sebagai dasar bertindak.
Menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) teknologi pendidikan adalah sebagai proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Lain lagi dangan teknologi pembelajaran/instruksional. Pendidikan lebih luas dibandingin dengan teknologi pembelajaran. Jadi perbedaanya teknologi pendidikan merupakan teori maka teknologi instruksional lebih pada pengembangan teori teknologi pendidikan pada ranah aplikasi dan implementasinya.
B. Pendidikan dalam perspektif teknologi
Telah dijelaskan diatas pembelajaran lebih bersifat aplikatif yang menyangkut dalam proses belajar mengakar baik secara formal, non formal dan informal. Maka terkadang orang mngungkapkan bahwa sekolah merupakan unit dalam lembaga pendidikan yang di dalamnya sering terjadi permasalahan. Seperti peserta didik disuruh menghafalkan materi yang tidak sesuai dengan realitanya. Maka dari sinilah diharapkan semua pihak menjadi subjek dalam pendidikan dengan adanya dialogis partisipatoris atau dengan menggunakan teori take and given.
C. Teori-teori belajar
Belajar merupakan ativitas pengembangan diri melalui pengalaman yang bertumpuan pada kemampuan diri dengan atau tanpa pembimbing. Maka belajarpun juga tidak bisa dipisahkan dengan aspek psikologi.
Dalam psikologi terdapat tiga aliran dalam perkembangannya, antara lain:
1. Psikologi Behaviorisme
Tokoh-tokohnya seperti J. B Watson, E.L. Torndinke, dll yang telah memandang orang sebagai makhluk reaktif yang memberikan responnya terhadap lingkungannya. Pengalaman lampau dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Teori ini hanya mengedapankan tingkah laku sebagai indikator dalam belajar, sehingga timbullah penolakan dan muncul teori baru, yaitu cognitifisme.
2. Psikologi Cognitifisme
Tokohnya seperti J. Bruner, dalam teori ini ranah kognitif lebih merupakan faktor penggerak utama seseorang melakukan kegiatan belajar. Maka tidak salah jika peserta didik menyatakan terdapat pelajaran yang memeras otak dan mendapatkan nilai sembilan dalam pelajaran matematika yang kemudian dikatakan cerdas.
3. Psikologi Humanisme
Dalam teori ini sebagai counter atas toeri behaviorisme dan kognitifisme yang tokoh-tokohnya adalah Carl Rogers, JJ. Rousseau, dan lainnya. Mereka percaya bahwa setiap individu mmeliki kebasan untuk bertindak atau memilih nasib hidupnya sendiri dengan mempertanggung jawabkan atas tindakannya.
D. Proses Belajar
Dalam proses pembelajaran pada dasarnya mengajarkan siswanya agar pandai yang sesuai dengan kemampuan intelektual yang dimilikinya. Sistem pembelajaran seharusnya pendidik mengetahui potensi dan kelemahan yang dimiliki peserta didiknya, maka dari sinilah konsepsi pendidikan yang membebaskan mejdi pilihan guru dan sisiwanya.
Pendidikan yang membebaskan adalah dengan situasi dimana guru dan siswa sama-sama belajar yang menjadi subjek dari pendidikan, sehingga proses belajar seperti ini bisa berlangsung secara optimal dengan melibatkan semua komponen dan perangkatnya. Proses belajar lebih mementingkan output yang dipaksakan dan juga bukan mengejar nilai. Tetapi yang lebih diutamakan adalah guru mampu mempersiapkan peserta didiknya sebagai individu yang bertanggung jawab dan mandiri.
E. Quantum Learning
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalampekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Menurut Rita Dunn yang mempengaruhi gaya belajar ada beberapa faktor seperti emosional, sosiologis, dan lingkungan. Secara umum kategori penting dalam gaya belajar adalah bagaimana kita mendapatkan pengetahuan dan bagaimana kita mengolahnya setelah mendapatkan pengetahuan tersebut. Sehingga tiap individu mampu mengetahui gaya belajar yang sesuai dengan dirinya untu mengembangkan kualitas dalam dirinya.
Menurut Michael Grinder setidaknya ada tiga gaya belajar dengan melalui penglihatan (visual), pendengaran (auditorial), maupun bergerak (kinestetik). Sedangkan bagi guru itu sendiri sebelum proses belajar mengajar harus mempersiapkan metode, pendekatan, maupun materi yang akan disampaikan. Namun dari kesemuanya itu yang terpenting adalah bagaimana guru bisa berinteraksi secara optimal dengan siswanya sehingga pesan dari pendidikan itu bisa diserap dan dipahami oleh peserta didiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar