Pages

Kamis, 17 November 2011

resume selanjutnya

BAB VIII
Studi Masyarakat Sebagai Media Pendidikan

Pelaksanaan pendidikan saat ini lebih memntingkan aspekkognitifnya saja, padahal aspek afektif dan psikomotorik itu sangatlah penting untuk diperhatikan. Berpijak darri masalah tersebut, maka peranan masyarakt itu sangat penting sebagai media pendidikan haruslah dapat dijadikan sebagai kajian yang komprehensif.
a. Definisi dan Ruang Lingkup Studi Masyarakat
Study berasal dari bahasa Inggris yang berarti belajar, sedangkan student adalah orang yang belajar. Menurut Quraisy Syihab, masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil maupun besar yang terikat oleh satuan adat, ritus atau hukum yang khas dan hidup bersama.
Jadi studi masyarakat adalah belajar setuasi, perilaku, maupun system social; yang ada di lingkungan kita untuk dijadikan latihan dan pengalaman supaya dapat dijadikan bekal hidup diri siswa kelak, di samping pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari bangku sekolah.
Studi masyarakat itu berbeda dengan pendidikan masyarakat, studi masyarakat itu yang belajar adalah para siswa dengan media masyarakat sedangkan pendidikan masyarakat yang belajar adalah masyarakat itu sendiri.
Ruang lingkup pembahasab mengenai studi masyarakat meliputi definisi, metode-metode yang digunakan, aplikasi dan manfaatnya.
b. Studi Masyarakat dan Aplikasinya
Dalam studi masyarakat tentunya akan disampaikan minimal beberapa metode yang slama ini kita jumpai dalam praktek setiap hari. metode-metode tersebut, antara lain:
1. Karyawisata
Karyawisata atau field trip dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan wisata keluar sekolah untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di sekolah. Karyawisata biasanya didorong oleh motivasi: mencari keterangan tentang hal tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat, mengembangkan apresiasi, menikmati pengalaman-pengalaman baru.
2. Survey Masyarakat
Van Dalen mengatakan bahwa survey merupakan bagi anda ristudi deskripif yang bertujuan untuk mencari kedudukan atau status fenomen ada nenentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan. Yang termasuk studi survey sekolah, job analysis, analisis dokumen, public opinion, survey dan komuniti.
Metode yang digunakan adalah metode kunjungan pendidikan atau source visitor, selain itu juga bisa dengan mengunjungi dengan teknik interview atau teknik observasi.
3. Manusia Sumber
Seorang resource people adalah orang yang telah berpengalaman tertentu dan membagikan pengalamannya khusus itu kepada para siswa dan ia diundang kesekolah dalam rangka program pendidikan.
4. Proyek Pelayanan Terhadap Masyarakat
Service Proyek berarti memberikan pelayanan atau pengadian kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sekolah.Maasyarakat dapat merasakan manfaat, keuntungan tertentu, masyarakat bukan hanya memperbaiki dan membantu program sekolah tetapi diperbaiki dan dibantu oleh masyarakat.
5. Berkemah
Berkemah adalah termasuk kegiatan sekolah.Progam ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam mengikuti perkembangan masyarakat yang berubah secara cepat.
6. Kerja Pengalaman
Kerja pengalaman atau kerja lapangan ini memungkinkan siswa memperoleh pengalaman praktis sebagai persiapan untuk hidup di dalam masyarakat kelak.Kerja pengalaman bermaksud untuk memberikan kesempatan kepada siswa melakukan aktifitas dalam kondisi actual, atau dengan kata lain kerja lapangan atau praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh ketrampilan dan kecakapan khusus.

Rabu, 16 November 2011

lanjutan....

Bab VII
Pusat Sumber Belajar

Pada dasarnya sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari sekumpulan bahan yang dikumpulkan secara sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual atau yang disebut media pendidikan.
A. Sumber belajar dan pendekatan system implikasi
Teori-teori belajar dan komunikasi mempunyai implikasi yang luas, khususnya dalam aspek sumber belajar dan pendekatan pembelajaran dalam proses pendidikan. Implikasi ini semakin menjadi ekspensive dengan berkembangn pesatnya teknologi komunikasi dan informatika, disamping karena masalah efisiensi yang menjadi tuntutan dalam seluruh aspek kehidaupan. Sumber-sumber belajar dapat di klasifikasikan, antara lain:
1. Pesan
2. Manusia
3. Bahan
4. Peralatan
5. Metode atau tehnik
6. Lingkungan
Klasifikasi sumber yang lain:
1. Sumber belajar cetak
2. Sumber belajar non cetak
3. Sumber belajra yang berbentuk fasilitas
4. Sumber belajar yang berbentuk kegiatan
B. Komponen sumber belajar
Komponen sumber belajar adalah suatu system, maksudnya sumber belajar itu merupakan suatau kesatuan yang didalamnya terdapat komponen yang salig berhubungan, saling mempengaruhi, saling melengkapi.
Adapun komponen-komponen belajar dapat di bagi:
1. Tujuan, misi dan fungsi sumber belajar
2. Bentuk, format atau keadaan fisik sumber be lajar
3. Pesan yang dibawa oleh sumber belajar
4. Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar
C. Manfaat sumber belajar
Manfaat sumber belajara antar lain:
1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan kongkrit kepada peserta didik
2. Dapat mennyajikan sesuatu yang tidak mungkin di adakan, di kunjungi atau di lihat secara langsung dan kongkrit
3. Dapat menmbah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas
4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru
5. Dapat membatu menyelesaikan masalah pendidikan
6. Dapat memberi motivasi yang positif
7. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut
D. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan di atur secara sistematis dengan cara tertentu, untuk digunakan sacara kontinu oleh pemakaiannya sebagai sumber informasi.
1. Peranan perpustakaan
a. Meningkatkan kecerdasan bangsa
b. Memajukan perkembangan ilmu dan teknologi
c. Melestarikan budaya bangsa
d. Kancah studi
e. Kancah penelitian
f. Ajang konsultasi disiplin ilmu
2. Fungsi perpustakaan
a. Penyimpan
b. Pendidikan
c. Penelitian
d. Informasi
e. Kultural
Tujuan umum dari perpustakaan yaitu membantu terselenggaranya proses pendidikan, menyediakan informasi pengembangan kebudayaan, hobi dan rekreasi.

selanjutnya.......

BAB VI
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI

Secara umum pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri enam langkah utama, yaitu:
a. Penulisan Identitas Pelajaran
Pada bagian ini perlu dituliskan dengan jelas nama mata pelajaran, jenjang sekolah, kelas, dan semester. Dalam mengenbangkan silabus guru perlu mendapatkan kejelasan tentang siap siswanya. Selain dituliskan identitas pelajaran, dapat pula diberikan deskripsi singkat tentang karakteristik mata pelajaran ataupun berisikan informasi apakah mata pelajaran termasuk rumpun mata pelajaran yang menunjang tercapainya kompetensi tertentu.
b. Penentuan Komppetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan rincian dari standar kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan, etrampilan, dan sikap, yang secara minimal harus dikuasai siswa utuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi. Untuk memperoleh rinciannya, perlu dilakukan analisis stndar kompetensi. Caranya dengan mengajukan pertanyaan: “kompetensi atau sub-kompetensi apa saja yang harus dikuasai siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi?” jawabannya berupa daftar lengkap pengetahuan, ketrampilan, dan atau sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi. Setelah itu daftar tersebut diurutkan.
c. Penetuan materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai denga menggunakan instrument penilaian yang disusun berdasar indicator pencapaian belajar. Karena standar materi pokok sudah ditentukan secara nasional maka materi pokok tinggal disalin dari Buku Standar Kompetensi mata pelajaran. Sementara tugas para pengembang silabus adalah memberikan jabaran materi pokok tersebut yang biasa disebut materi pembelajaran agar memudahkan guru sekaligus memberikan arah serta cakupan materi pembelajarannya. Ada dua jenis klasifikasi materi pembelajaran, yaitu (1) klasifikasi materi pembelajaran menjadi pengetahuan deklaratif dan procedural dan (2) klasifikasi pembelajaran dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
d. Penetuan Uraian Materi Pembelajaran
1. Kriteria Penetuan Uraian Materi Pembelajaran
Dalam menentukan uraian materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa fakta, konsep, prinsip ataukah prosedur, sebab nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka masing-masing jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda. Selain itu juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan uraian, yaitu menyangkut keluasan cakupan dan kedalaman materinya.
2. Mengurutkan Materi Pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutab yang tepat akan menyulitkan pembelajaran jika materi-materinya mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat atau mempunyai susuna hierarkis.
e. Penetuan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran disini dimaksudkan sebagai bentuk umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Strategi ini dapat dipilih antara kegiatan tatp muka dan non tatap muka.
1. Tatap muka
Dimaksudkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan bentuk interaksi langsung antara guru dengan peserta didik.
2. Pengalaman Belajar
a. Pengalaman belajar dan kegiatan pembelajaran
b. Pengalaman belajar dan pembelajaran kontekstual
c. Pengalaman belajar dan kecakapan hidup (life-skill)
f. Penentuan Alokasi Waktu
Alokasi waktu perlu diperhatikan pada tahap pengembangan silabus dan perencanaan pembelajaran. Hal ini untuk memperkirakan jumlah jam tatap muka yang diperlukan. Dalam menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, luas, ruang lingkup, frekuensi penggunaan materi baik untuk belajar maupun di lapangan, serta tingkat pentingnya materi yang dielajari.
g. Sumber Bahan
Sumber bahan adalah rujukan, referensi atau literature yang digunakan baik untuk menyusun silabus maupun buku yang digunakan oleh guru dalam rangka mengajar. Hal ini diperlukan agar dalam menyusun silabus idak terjadi kesalahan konsep serta terhindar dari perbuatann meniru karya orag lain.

Minggu, 13 November 2011

resume buku teknologi pendidikan

BAB V
Kurikulum berbasis kompetensi

Pendidikan berbasis kompetensi adalah bentuk pendidikan yang diselenggarakan untuk menyiapkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang bisa bermanfaat bagi kehidupannya kelak. Dalam hal kompetensi disini berupa pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Berdasarkan uraian diatas, agar pendidikan berbasis kompetensi dapat direalisasikan secara optimal maka perlu didukung dengan adaanya kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran berbasisi kompetensi. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua aspek penting yang saling berkaiatan dalam pendidikan. Kurikulum membahas tentang “apa yang dipelajari kepada peserta didik”, sedangkan pembelajaran menjawab pertanyaan “bagaimana cara mempelajari materi tersebut”.
A. kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
Kuriokulum berasis kompetensi merupakan suatu desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tersebut. Mengartiakan kurikulum berbasis kompetensi sebagai rancangan kurikulum yang dikembangkan berdasrkan atas seperangkat kompetensi khusus, yang harus dipelajari dan ditampilkan siswa. Seperangkat kompetensi tersebut, pada akhirnya akan menggambarkan sebuah profil kompetensi yang utuh, treukur dan teramati.
Adapun prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:
a. dokumen kurikulum sebaiknya mampu beradaptasi dengan perubahan dan tidak terkesan seperti resep. Artinya, kurikulum hendaknya berisikan prinsip-prinsip pokok dan bersifat fleksibel sehingga mudah disesuaikan dengan perkembangan zaman.
b. Model kurikulum mencakup ;(1) tujuan pembelajaran, (2) isi pembelajaran, (3) sifat pembelajaran dan implementasi kurikulum, (4) struktur sistem pembelajaran dan organisasi serta efek lain pada penyampaian kurikulum, (5) penilaian dan evaluasi pembelajaran.(Kiensmen 1992).
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus dengan tuntutan standar kompetensi, organisasi pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan memiliki seefektif mungkin.
Prose pengembngan kurikulum berbasis kompetensi menggunakan asumsi bahwa siswa yanng akan belajar telah mamiiliki pengetahuan dan ketrampilan awal yang dibutukan untuk menguasai kompetensi tertentu.
B. Pembalajaran berbasis kompetensi
Dalam pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Kompetensiyang harus dikuasai oleh siswa perlu dirumuskan secara jelas dan spesifik. Perumusan tersebut berupa prinsip relevansi dan konsistensi antara kompetensi dengan materi yang dipelajari, dengan adanya waktu yang tersedia, dan kegitan serta lingkungan belajar yang digunakan.
Penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan bermanfaat untuk.
1. Menghindari duplikasi dalam pemberian materi pembelajaran. Dengan menyajikan materi pembelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai, dapat dihindari terjadianya duplikasi dan pemberian materi pembelajaran yang terlalu banyak.
2. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai dalam mengajarkan suatu mata pelajaran.dengan kompetensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapapun yang mengajarkan mata pelajaran tertetu tidak akan bergeser atau menyimpang dari kompetensi dan materi yang telah ditentukan.
3. Memperbaharui sistem evaluasi dan pelaporan hasil belajar. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, keberhasilan siswa dan dilaporkan berdasr pencapaian kompetensi atau subb-kompetensi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil siswa yang lain.

C. Pengembangan silabus
Pengembangan silabus merupakan salah satu tahapan pengembangan kurikulum, khusunya menjawab pertanyaan “Apa yang harus dipelajari”. Hasil pengembangan desain pembelajran selain sebagai silabus juga disebut pola Dasar kegiatan Belajar Mengajar.(PDKBM) atau Garis-Garis Besar Isi Program Pembelajran (GBIPP)
Silabus bermanfaat sebagai pedoman bagi pengembangan pembelajran lebih lanjut, dan pengembanbangan sistem penilaian. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajran secara individual.

D. Prinsip pengembangan silabus
Beberapa prinsip yayng mendasari pengembangan silabus antara lain: ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan peserta didik (siswa), sistematis, relevan , konsisten, dan cukup(adequate)
Adapun prinsip pengembangan silabus itu sendiri terdapat enam prinsip.
1. Pengembangan silabus
2. Yang melandasi penyusunan silabus
3. Penyusunan silabus
4. Relevan
5. Konsisten
6. Adequate berarti cukup atau memadahi

E. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan ditentukan berdasrkan visi dan misi lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan. Selain visi dan misi, asumsi berupa proporsi atau pernyataan yang dianggap rasional dapat diginakan sebagai sebagai acuan dalam penentuan kompetensi lulusan.
Sumber-sumber yang dapat digunakan untuk merumuskan standar kompetensi lulusan, antara lain;(a) materi kurikulum/pembelajaran, dan buku teks, (b) analisis taksonomi hasil belajar (kompetensi kognitif, afektif,ketrampilan psikomotor, produk, eksploratori/ekspresif),(c) masukan dari kalangan profesi, (d)masukan dari masyarakat pengguna,(e)hasil analisis tugas.(Hall & Jones:1976:42)
Berdasarkan rumusan diatas, kompetensi tamatan dapat dikelompokan menjadi kompetensi yang berkenaan dengan aspek moral keagamaan, kemanusian (humaniora), komunikasi, estetika, serta ilmu dan teknologi. Berdasarkan profil kompetensi lulusan tersebut selanjutnya dijabarkanlah sejumlah mata pelajaran yang relevan yang diperlukan untuk mencapai kebulatan kompetensi yang dimaksud.

F. Format silabus
Silabus sebagai sub-sistem pembelajran terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan dalam rangaka mencapai tujuan. Komponen silabus antara lain terdiri dari: identifikasi nama mata pelajran, jenjang sekolah, kelas semester, standar kompetensi, kompoetensi dasar, materi pokok uraiannya, alternatif strategi pembelajran(tatap muka atau pengalaman belajar siswa), alokasi waktu, dan sumber bahan/acuan/rujukan. Dan dari komponen yang sudah disebutkan harus di tata dengan sistematik.
Sesuai prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi tersebut format penyajian silabus diwujudkan dalam bentuk matrik agar hubungan antar komponen dapat dilihat dengan jelas.

G. Struktur Organisasi dan Tatalaksana Tim Pengembangan Silabus
Kegiatan pemgembangan silabus memerlukan keahlian, waktu, dan biaya yang tidak sedikit. Agar silabus dapat tersusun dengan baik, diperlukan tim kerja yang memadai. Tim pemgembangan silabus perlu memiliki beberapa kapabilitas, seperti ; ahli materi pembelajaran, ahli desain pembelajran, ahli evaluasi, ahli administrasi, ahli implementasi dan sebagainya. Selanjutnya perlu ditentukan pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personalia.
Sesuai dengan semangat otonomi daerah dan kebijakan Depdiknas maka struktur oragnisasi dan tatlaksana pengembangan silabus hendaknya menggambarkan bahwa pusat berperan menentukan kebijakan kurikulum secara nasional. Sedangkan Daerah danSekolah memiliki kewenangan mengembangkan silabus (yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar,alokasi waktu dan sumber bahan), satuan pembelajaran(SP)serta Bahan Ajar.