Pages

Rabu, 26 Oktober 2011

RESUM BUKU "TEKNOLOGI PENDIDIKAN" Oleh Drs. Fatah Syukur NC, M.Ag

BAB III
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM FUNGSI PROSES PEMBELAJARAN

Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan IPTEK membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan pola tradisional, karena cara ini tidak susuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dengan adanya alat-alat teknologi, diharapkan mampu untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan dan dapat membantu siswa untuk belajar secara individual dengan lebih efektif dan efisien. akan tetapi guru tetap berperan dalam proses pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka kegiatan mengajar. Tujuan dari pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai dengan adanya teknologi pendidikan tersebut. Upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat adalah dengan jalan memanfaatkan teknologi pendidikan atau mengelola pendidikan, khususnya proses belajar melalui pendekatan teknologi. Disamping itu teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada umumnya dan kegiatan belajar mengajar pada khususnya.
A. Media Pendidikan dan Proses Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses yang kom[leks yang terjadi pada orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga liang lahat. Tanda seseorang yang telah belajar sesuai adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungannya, bukan karena pertumbuhan fisik/kedewasaan, penyakit ataupun pengaruh obat-obatan. Perubahan itu harus bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.
Kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar seara umu adalah:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasa dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
4. Dengan sifat yang unik pada setiap anak didik ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangakan kurikulum dan meteri pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru terkadang akan mengalami kesulitan dalam penyampaiaan, maka dengan adanya teknologi pendidikan masalah ini dapat diatasi dengan menimbulkan persepsi yang sama.
B. Alat-alat dalam Teknologi Pendidikan
Dalam rangka kegiatan pendidikan ada beberapa media yang dipergunakan, mulai yang sederhana sampai pada yang canggih. Alat tersebut siantaranya:
1. Papan tulis
2. Bulletin Board dan Display: digunakan untuk memperlihatkan pekerjaan siswa, disamping itu alat ini dapat digunakan sebagai tempat pengumuman kelas, merangasang inisiatif kreativitas, menambah kecakapan artistik, dll.
3. Gambar dan Ilustrasi Photography; gambar ini bersifat konkret, tidak terbatas pada ruang dan waktu.
4. Film
5. Slide dan Film Stripe
6. Rekama Pendidikan
7. Radio [endidikan
8. Televisi Pendidikan
9. Peta dan Globe
10. Buku pelajaran
11. Overhead Projector
12. Tape recorder
13. dll

BAB IV
DESAIN-DESAIN INTRUKSIONAL
Desain interaksional tersusun dari dua kata yaitu “ desain” dan instruksional, desain atau pola rencana pendahuluan. Sedangkan instruksional berarti pengajaran. Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut termasuk di dalamnya paket pelajaran kegiatan uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar.
Desai instruksional atau pembelajaran adalah membantu seseoarang untuk belajar, dan merupakan sistem. Menurut Briggs, sistem adalah rencana kerja yang terpadu dari semua komponen sistem yang dirancang untuk memecahkan suatu masalah/memenuhi kebutuhan tertentu. Sebuah sistem mempunyai ciri-ciri :
1. mempunyai tujuan
2. tujuan tersebut dapat dijabarkan ke dalam fungsi-fungsi
3. mempunyai komponen untuk menjalankan fungsi tersebut
4. sistem di kelilingi oleh sistem yang lain (tidak berdiri sendiri)
5. sistem selalu menjalankan proses informasi
6. komponen sistem saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain
7. sistem mempunyai mekanisme umpan balik
8. sistem bersifat relatif, sebab bergantung kepada situasi/lingkungan

A. Model Pengembangan Instruksional Briggs
Model pengembangan instruksional Briggs ini berdasarkan pada prinsip keselarasan anatar :
1) Tujuan yang akan dicapai (mau kemana?)
Dalam langkah ini Briggs menggunakan pendekatan bertahap yaitu: mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas, menentukan prioritas tujuan, mengidentifikasi kebutuhan kurikulum baru dan menentukan prioritas remidialnya.
2) Strategi untuk mencapainya (dengan apa?)
Dengan cara menyiapkan evaluasi hasil belajar, menentukan jenjang belajar dan strategi instruksional, rancangan instruksional (guru), dan dengan strategi instruksional.
3) Evaluasi keberhasilannya (bilamana sampai tujuan?)
Dengan menyusun test, mengevaluasi formatif, dan mengevaluasi sumatif.
B. Model Bela H. Banathy
Dengan cara: merumuskan tujuan, mengembangakan tugas, menganalisis kegiatan belajar, mendesain sistem instruksional, melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil, dan mengadakan perbaikan.
C. Model Mengembangkan PPSI
Model ini adalah gabungan dari perencanaan pengajaran versi Performance Based Teacher Education (PBTE), perencanaan pengajaran sistematis, dan perencanaan pengajaran model Davis. Dan di Indonesia dikembangkan menjadi PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional). Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah yaitu : perumusan masalah, pengembangan alat evaluasi, kegiatan belajar, pengembangan program kegiatan, dan pelaksaan.
D. Model J.E. Kemp
Menurut Kemp pengembangan instruksional atau desain instruksional terdiri dari : menentukan tujuan instruksionalumum (TIU), menganalisis karakteristik siswa, menenetukan tujuan instruksional khusus (TIK),menentukan materi pelajaran, menetapkan penjagaan awal, menentukan strategi belajar mengajar, mengkoordinir sarana penunjang, mengadakan evaluasi.
E. Model Gerlack dan Ely
Menurut Gerlack dan Ely ada beberapa langkah dalam mengembangkan instruksional, terdiri dari : merumuskan instruksional, menentukan isi materi pelajaran yang telah disesuaikan dengan TIK, menentukan kemampuan awal peserta didik dengan melakukan pretes, mengemukakan teknik dan strategi, pengelompokan belajar, menentukan media instruksional yang sesuai, menentukan ruang, memilih media instruksional yang sesuai, mengevaluasi hasil belajar, menganalisis umpan balik.
F. Model IDI ( Instructional Development Institute)
Ada tiga tahapan besar pendekatan sistem, yaitu pembatasan (define), pengembangan (develop), dan evaluasi (evaluate)

Selasa, 25 Oktober 2011

RESUM BUKU "TEKNOLOGI PENDIDIKAN" Oleh Drs. Fatah Syukur NC, M.Ag

BAB II
PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TEKNOLOGI

Perkembangan zaman yang semakin cepat maka menyebabkan pula perkembangan teknologi yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat modern. Perkembangan teknologi yang telah dikembangkan seperti teknologi bio, teknologi multimedia dan lainnya yang sangat memberikan kontribusi pada pendidikan. Teknologi penting bagi pendidikan, maka pendidikan pun menjadi lebih penting dalam pengembangan teknologi.
A. Pendidikan dan teknologi
Dari pengertian pendidikan itu sendiri telah dituangkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, penddikan pada dasarnya adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya baik secara akademik, afektif dan spiritualnya. Sedangkan pengertian teknologi terdapat beberapa pendapat yang berbeda, menurut Ferdinand Braudel bahwa segala sesuatu itu adalah teknologi. Dan ia juga mengingatkan bahwa teknologi bukannya sekedar aplikasi ilmu pengetahuan, melainkan juga perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi menggunakan pengetahuannya sebagai dasar bertindak.
Menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) teknologi pendidikan adalah sebagai proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Lain lagi dangan teknologi pembelajaran/instruksional. Pendidikan lebih luas dibandingin dengan teknologi pembelajaran. Jadi perbedaanya teknologi pendidikan merupakan teori maka teknologi instruksional lebih pada pengembangan teori teknologi pendidikan pada ranah aplikasi dan implementasinya.
B. Pendidikan dalam perspektif teknologi
Telah dijelaskan diatas pembelajaran lebih bersifat aplikatif yang menyangkut dalam proses belajar mengakar baik secara formal, non formal dan informal. Maka terkadang orang mngungkapkan bahwa sekolah merupakan unit dalam lembaga pendidikan yang di dalamnya sering terjadi permasalahan. Seperti peserta didik disuruh menghafalkan materi yang tidak sesuai dengan realitanya. Maka dari sinilah diharapkan semua pihak menjadi subjek dalam pendidikan dengan adanya dialogis partisipatoris atau dengan menggunakan teori take and given.
C. Teori-teori belajar
Belajar merupakan ativitas pengembangan diri melalui pengalaman yang bertumpuan pada kemampuan diri dengan atau tanpa pembimbing. Maka belajarpun juga tidak bisa dipisahkan dengan aspek psikologi.
Dalam psikologi terdapat tiga aliran dalam perkembangannya, antara lain:
1. Psikologi Behaviorisme
Tokoh-tokohnya seperti J. B Watson, E.L. Torndinke, dll yang telah memandang orang sebagai makhluk reaktif yang memberikan responnya terhadap lingkungannya. Pengalaman lampau dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Teori ini hanya mengedapankan tingkah laku sebagai indikator dalam belajar, sehingga timbullah penolakan dan muncul teori baru, yaitu cognitifisme.
2. Psikologi Cognitifisme
Tokohnya seperti J. Bruner, dalam teori ini ranah kognitif lebih merupakan faktor penggerak utama seseorang melakukan kegiatan belajar. Maka tidak salah jika peserta didik menyatakan terdapat pelajaran yang memeras otak dan mendapatkan nilai sembilan dalam pelajaran matematika yang kemudian dikatakan cerdas.
3. Psikologi Humanisme
Dalam teori ini sebagai counter atas toeri behaviorisme dan kognitifisme yang tokoh-tokohnya adalah Carl Rogers, JJ. Rousseau, dan lainnya. Mereka percaya bahwa setiap individu mmeliki kebasan untuk bertindak atau memilih nasib hidupnya sendiri dengan mempertanggung jawabkan atas tindakannya.
D. Proses Belajar
Dalam proses pembelajaran pada dasarnya mengajarkan siswanya agar pandai yang sesuai dengan kemampuan intelektual yang dimilikinya. Sistem pembelajaran seharusnya pendidik mengetahui potensi dan kelemahan yang dimiliki peserta didiknya, maka dari sinilah konsepsi pendidikan yang membebaskan mejdi pilihan guru dan sisiwanya.
Pendidikan yang membebaskan adalah dengan situasi dimana guru dan siswa sama-sama belajar yang menjadi subjek dari pendidikan, sehingga proses belajar seperti ini bisa berlangsung secara optimal dengan melibatkan semua komponen dan perangkatnya. Proses belajar lebih mementingkan output yang dipaksakan dan juga bukan mengejar nilai. Tetapi yang lebih diutamakan adalah guru mampu mempersiapkan peserta didiknya sebagai individu yang bertanggung jawab dan mandiri.
E. Quantum Learning
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalampekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Menurut Rita Dunn yang mempengaruhi gaya belajar ada beberapa faktor seperti emosional, sosiologis, dan lingkungan. Secara umum kategori penting dalam gaya belajar adalah bagaimana kita mendapatkan pengetahuan dan bagaimana kita mengolahnya setelah mendapatkan pengetahuan tersebut. Sehingga tiap individu mampu mengetahui gaya belajar yang sesuai dengan dirinya untu mengembangkan kualitas dalam dirinya.
Menurut Michael Grinder setidaknya ada tiga gaya belajar dengan melalui penglihatan (visual), pendengaran (auditorial), maupun bergerak (kinestetik). Sedangkan bagi guru itu sendiri sebelum proses belajar mengajar harus mempersiapkan metode, pendekatan, maupun materi yang akan disampaikan. Namun dari kesemuanya itu yang terpenting adalah bagaimana guru bisa berinteraksi secara optimal dengan siswanya sehingga pesan dari pendidikan itu bisa diserap dan dipahami oleh peserta didiknya.

Jumat, 21 Oktober 2011

RESUM BUKU "TEKNOLOGI PENDIDIKAN" Oleh Drs. Fatah Syukur NC, M.Ag

BAB I
PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan sosial dan kultural, perubahan persepsi dan aspirasi, sangatlah berkembang secara cepat yang tidak mudah diikuti oleh ilmu pendidikan tradisional.
Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan merupakan issue penting yang perlu ditanggapi dengan penuh kecermatan. Karena teknologi sebagai “tool” yang menjembatani dan membantu dalam mengatasi persoalan-persoalan dalm dunia pendidikan.
A. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu technie berarti seni, keahlian, atau sains sedangkan logos berarti ilmu. Jadi teknologi pendidikan dalam arti sempit bisa merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan.
Sedangkan dalam arti luas yaitu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Jadi dari pengertian teknologi pendidikan maka dapat diartikan bahwa ruang lingkupnya sangat luas yang mencakup semua faktor yaitu orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi.
B. Peran Teknologi Komunikasi Dalam Pendidikan
Komunikasi merupakan sebagai proses menyebarkan informasi, pesan, berita, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Komunikasi dapat diartikan menjadi empat, antara lain:
1. Penerapan praktis
2. Prinsip dan penemuan ilmu komunikasi
3. Efisien dan efektif
4. Proses pendidikan
Komunikasi memegang peran penting dalam pendidikan. Karena proses penyampaian informasi antara pendidik dan peserta didik dapat berlangsung dengan baik dengan menggunakan media pengajaran. Menurut Bario, komunikasi berfungsi sebagai informasi, persuasif, rekreatif dan edukatif.
C. Media dan Psikologi Belajar
Pemakaian media dalam pendidikan sangat berkaitan dengan perkembangan psikologi belajar siswa. Menurut pandangan tradisional, belajar itu adalah usaha memperoleh pengetahuan hanya dapat diperoleh dari buku. Pandangan ini berbeda dengan pandangan modern, bahwa belajar itu didapatbtidak hanya dari buku tetapi juga guru, sekolah, dan masyarakat. Dengan interaksi antara individu dengan lingkungannya, maka siswa akan memperoleh pengalaman yang bermakna bagi hidupnya.
D. PBM sebagai Proses Komunikasi
Proses belajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan.
Ada beberapa hambatan dalam proses penyampaian informasi, antara lain:
1. Hambatan psikologis
2. Hambatan fisik
3. Hambatan kultural
4. Hambatan lingkungan
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan yang dapat membantu mengatasi dari segala hal dengan pemanfaatan media pendidikan.